DIFABEL? CACAT?
Pengertian Difabel
Difabel
atau kata yang memiliki definisi “Different Abled People” ini adalah
sebutan bagi orang cacat. Kata ini sengaja dibuat oleh lembaga yang
mengurus orang – orang cacat dengan tujuan untuk memperhalus kata – kata
atau sebutan bagi seluruh penyandang cacat yang kemudian mulai ditetapkan pada masyarakat luas pada tahun 1999 untuk menggunakan kata
ini sebagai pengganti dari kata cacat. (sumber:www.google/difabel.com)
Ada beberapa definisi dari kata
difabel ini. Berikut merupakan beberapa tanggapan dan
pengertian tentang definisi difabel:
1. Menurut Pakar John C. Maxwell
Difabel adalah mempunyai kelainan fisik dan atau
mental yang dapat mengganggu atau merupakan suatu
rintangan dan hambatan baginya untuk melakukan aktifitas
secara layak atau normal. (sumber:pakar John C. Maxwell)
2. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI)
Difabel adalah suatu kekurangan yang
menyebabkan nilai atau mutunya kurang baik atau kurang
sempurna / tidak sempurnanya akibat kecelakaan atau
lainnya yang menyebabkan keterbatasan pada
dirinya secara fisik. (sumber:kamus besar bahasa Indonesia
/KBBI)
3. Pada Wikipedia
Difabel
adalah sesuatu keterbatasan yang dimiliki seseorang dikarenakan suatu
kecelakaan atau
bawaan dari lahir, yang
mengakibatkan orang ini memiliki keterbatasan dalam hal fisik maupun
mental.
4. Menurut WHO, difabel
adalah suatu kehilangan atau ketidaknormalan baik psikologis,
fisiologis maupun kelainan struktur atau fungsi
anatomis. (sumber;WHO.int / World Health
Organization)
Penyebab Cacat (Difabel)
Ada beberapa hal yang menyebabkan
seseorang menjadi cacat (difabel), berikut merupakan
penyebab dari hal ini :
1. Penyebab lahir atau bawaan
dari lahir, pada umumnya yang menyebabkan seorang
anak bisa
terlahir cacat adalah kurangnya
nutrisi yang diterima oleh kandungan, namun yang paling
banyak
dijumpai adalah kandungan yang
kekurangan asam folat yang menyebabkan kecacatan
pada otak, sumsum tulang belakang, atau keterbatasan
fisik.
2. Akibat menyalami kecelakaan,
hal ini adalah hal yang umum atau paling banyak
dijumpai pada
penyebab seseorang menjadi cacat,
namun biasanya ada beberapa orang yang tidak hanya
mendapat keterbatasan fisik namun juga
berpengaruh terhadap mental, dikarenakan hal trauma.
3. Akibat suatu kejadian yang
menyebabkan trauma, ada beberapa orang yang mengalami sesuatu hal yang mnyebabkan besarnya
rasa trauma atau menyebabkan stress yang
berlebih yang pada akhirnya berkelanjutan pada gangguan
sikis orang tersebut, sehingga orang tersebut
mengalamigangguan mental.
(sumber:http://thaliettha.blogspot.com/2009/10/penyebab-cacat-bawaan.html
Jumlah
Difabel
Minimnya perhatian
pemerintah terhadap penderita difabel bukan hanya terjadi di Kota Besar.
Tetapi, hampir seluruh daerah di Indonesia. Pasalnya, penyakit seperti ini
dianggap tidak berbahaya karena ada sejak lahir atau karena suatu hal tertentu.
Sayangnya, jumlah
penderita difabel dari tahun ke tahun terus bertambah. Berdasarkan data dari
Kementerian Kesehatan Nasional (Kemenkes), penderita difabel pada 2011 berada
di angka 6,7 juta jiwa atau 3,11 persen. Sedangkan menurut catatan dari World
Health Organization (WHO), Indonesia memiliki penderita difabel lebih dari 10
juta jiwa. Hal ini, mau tidak mau membuat pemerintah harus memperhatikan
penderita difabel. Di antaranya dengan memberikan jaminan hidup seperti bantuan
kursi roda, tangan palsu dan lain sebagainya. Terutama bagi mereka yang berasal
dari kalangan menengah kurang mampu.
Aksesibilitas
di ruang publik masih menjadi persoalan utama yang dihadapi difabel. Meski
Indonesia sudah memiliki seperangkat aturan hukum yang melindungi kaum difabel,
kenyataannya belum banyak ruang publik yang menyediakan fasilitas, baik fisik
maupun nonfisik untuk memudahkan aktivitas mereka. Sulitnya mengakses ruang dan
fasilitas publik ini membuat hak-hak mereka sebagai warga negara terpinggirkan.
Kedepan,
para penderita difabel diharapkan bisa lebih diperhatikan oleh pemerintah,
pengusaha, dan semua eleman masyarakat. Sehingga mereka tidak lagi diperlakukan
secara diskriminatif ditengah masyarakat, dan bisa menjalani hidup layaknya manusia
normal pada umumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar